Monday, April 30, 2007

Tadhiyah

Totalitas Dakwah....!
Oleh: Reza

“Nahnu Du’at Qobla Kulli Syai’"
Siapapun antum, dimanapun keberadaan antum, apapun amanah antum. Hakikatnya bila kita telah mendeklarasikan diri sebagai juru dakwah, maka sejatinya kita telah melakukan sebuah transaksi dengan Rabb sang pencipta. Transaksi dalam artian yang seperti apa? Yaitu transaksi untuk mengorbankan harta, jiwa, waktu dan seluruh kehidupan untuk mengemban risalah dakwah ini. Firman Allah SWT: ”Sesungguhnya Allah Telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu Telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang Telah kamu lakukan itu, dan Itulah kemenangan yang besar.” (QS. At Taubah 110)
Setiap keputusan, apapun itu pasti memiliki konsekuensi. Dalam hal ini konsekuensi yang harus dipahami oleh seorang Al-Akh apabila ia telah berazzam untuk menjadi pengemban dakwah ini diantaranya adalah totalitas (tajarrud) dan pengorbanan (tadhiyah). Imam Syahid Hasan Al Banna dalam sepuluh rukun bai’at, telah menjelaskan makna tajarrud adalah ”anda membersihkan fikroh anda dari segala pengaruh dasar-dasar hidup dan sosok pribadi orang-orang selain fikrohmu, sebab ia paling tinggi dan paling komplit dari yang lainnya.” Firman Allah SWT: ”Shibghah Allah. dan siapakah yang lebih baik shibghahnya dari pada Allah? dan Hanya kepada-Nya-lah kami menyembah.” (QS. Al Baqoroh 138)
Inti dari penjelasan Imam Syahid adalah Totalitas perjuangan. Dakwah menuntut totalitas. Dari sebuah totalitas akan membuahkan profesionalitas. Dakwah tidak mengenal waktu sisa, karena kewajiban yang ada lebih banyak dari waktu yang tersedia. Sesungguhnya siapapun yang telah berazam dan meneken kontrak untuk menjadikan jihad dan dakwah sebagai jalan hidupnya, lalu kemudian berfikir dapat keluar dari kesibukannya, untuk sejenak mengambil nafas dan jatah terhadapnya maka ia adalah penabur benih yang akan ditunainya dalam panen raya kekecewaan dan penyesalan. (Ust. Rahmat Abdullah).
Ikhwah Fillah, mengapa jalan dakwah membutuhkan totalitas? Jawabannya adalah pada tabiat jalan dakwah itu sendiri, dimana seperti yang kita ketahui bahwa tabiat jalan ini ”thuluut thoriq, katstratu aqobah, dan qillatur rijjal" (jalannya panjang, hambatanya banyak, dan tokoh pendukungnya sedikit). Sebuah keniscayaan bahwa dakwah ini sungguh memerlukan pengusung-pengusung yang kuat dan tsabat (teguh) dalam mengusung panji-panji- Nya, bukan da’i yang lemah dan mudah mengalami kefuturan. Yakinlah, sesungguhnya kemenangan dakwah ini amatlah dekat....!
Tadhiyah (pengorbanan) adalah buah dari pemahaman yang lurus akan arti pentingnya dakwah Ilallah. Tadhiyah yang dimaksud di sini adalah seorang da’i harus mampu mengorbankan harta, jiwa, waktu dan seluruh kehidupannya untuk kemenangan Islam. Tiada kemenangan tanpa perjuangan, Tiada perjuangan tanpa pengorbanan. Seorang da’i yang lurus pemahamannya adalah yang apabila dihadapkan pada posisi yang sulit selalu mengesampingkan kepentingan pribadi dan lebih mengedepankan kepentingan dakwah. Dan itulah kemurnian arti sebuah pengorbanan.
Wallahu ’Alam Bisshowab.

No comments: