Thursday, March 26, 2009

Tentang Pemilu 2009

Kotak-katik Koalisi PKS

Ada hal istimewa yang terjadi pada Selasa malam, 24 Maret 2009. Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, melakukan pertemuan khsusus dengan Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hilmi Aminuddin. Mereka bertemu di rumah pribadi Yudhoyono, Puri Cikeas, Cibubur, Jawa Barat. Diindikasikan pertemuan ini mengarah pada koalisi dua partai menuju Pilpres 2009. Wacana duet SBY-HNW pun mengemuka setelah adanya pertemuan ini. Sebelumnya memang PKS dan Partai Demokrat adalah mitra koalisi dalam pemerintahan SBY-JK. PKS merupakan salah satu partai yang "berkeringat" mengusung SBY-JK memenangi Pilpres 2009.

Sebelumnya, jajaran DPP PKS sudah melakukan penjajakan dan pertemuan dengan pimpinan teras PDIP, Golkar dan PPP. Namun, seperti yang dikatakan oleh Sekjen PKS, Ust. Anis Matta bahwa kader PKS enggan untuk berkoalisi dengan Golkar dan PDIP. Hal ini bisa dimaklumi, dikarenakan Track Record yang kelam dari kedua partai ini. Dimana ketika berkuasa begitu banyak KKN yang terjadi dan dipelopori oleh kebijakan kedua partai besar ini.

Balik ke masalah koalisi dengan Partai Demokrat, jika memang koalisi PKS-PD terjadi, yang harus diperhatikan oleh jajaran petinggi PKS adalah ketegasan dari awal dengan SBY dan Partai Demokrat terkait dengan pola koalisi yang dibuat. Harus ada ketegasan terkait dengan mitra koalisi yang dibentuk. Jangan sampai pengalaman 2004 terulang kembali, dimana partai yang tidak "berkeringat" bisa dengan leluasa ikut dalam pemerintahan dan mendapat porsi yang besar dalam kabinet. Contoh saja, PPP dan Golkar yang pada pilpres putaran II pada tahun 2009 mendukung Megawati Soekarnoputri, namun dengan leluasa mendapat porsi dalam kabinet. Setali tiga uang juga dengan PAN dan PKB. Ketika merumuskan koalisi, SBY haruslah menyingkirkan partai-partai yang berwatak oportunis dan pragmatis. Jika ingin pemerintahannya berjalan dengan baik dan kuat...